PORRALNUSAINA. COM, BULA-Bupati Seram Bagian Timur (SBT) Maluku Fachri Husni Alkatiri mengapresiasi implementasi Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Pedesaan Kawasan Timur Indonesia (BangKiIT) di wilayah tersebut.
Ia menilai program tersebut sangat relevan dan strategis dengan kondisi daerah tersebut dimana masalah akses pembangunan, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengentasan kemiskinan khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil masih menjadi tantangan.
Hal ini disampaikan Alkatiri dalam kegiatan Achievment Seminar Program BangKIT di aula kantor Kemenag SBT, Selasa (3/6/2025).
“Program ini membawa semangat baru dalam mewujudkan penghidupan berkelanjutan yang inklusif dengan menempatkan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan, “ujar Alkatiri dalam sambutan tertulis dibacakan Wakil bupati M. Miftah Thoha R Wattimena.
Alkatiri mengakui, pelaksanaan program BangKIT di SBT selama ini telah memberikan kontribusi nyata terhadap terbentuknya kelompok usaha masyarakat berbasis desa.
Serta meningkatnya partisipasi perempuan dan pemuda dalam pengambilan keputusan di tingkat komunitas. Selain itu, kata Alkatiri program ini diberangi dengan pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas yang adaptif terhadap konteks lokal, penguatan jejaring antar pelaku pembangunan desa termasuk kemitraan pemerintah, LSM dan swasta.
“Untuk itu, atas nama pemerintah daerah, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam mendukung pelaksanaan program ini,” ujarnya.
Diketahui, program BangKIT pertama kali diluncurkan di kabupaten Seram Bagian Timur pada April 2023. Awalnya sebanyak 30 desa tertinggal dan sangat tertinggal di empat kecamatan yang didampingi melalui program ini.
Hingga Oktober 2024, pendampingan program BangKIT di SBT diperluas dengan menambah empat desa replikasi sehingga kini total terdapat 34 desa sebagai dampingan.
Pendekatan yang dilakukan program BangKIT antara lain melalui pengembangan model perencanaan penghidupan yang inklusif dan partisipatif yang berbasis masyarakat. Serta terintegrasi dengan perencanaan pembangunan mulai dari level desa hingga kabupaten.
Program ini sendiri difokuskan untuk meningkatkan kapasitas dan mengubah pola pikir dan pola kerja masyarakat dan pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan penghidupan berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki, termasuk sistem pemantauan dan evaluasi.